Postingan

Ritual Seni Polewali Mandar



Ritual Seni Polewali Mandar akan digelar di Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, bertempat di Buttu Ciping Desa Batulaya Kec. Tinambung Kab. Polewali Mandar apda tanggal 06 s/d 08 September 2023.

Arus globalisasi dan modernisasi zaman yang terus mewarnai kehidupan  sosial masyarakat pada umumnya di Sulawesi Barat, ternyata tidak menggusur begitu saja atas keberadaan seni seni tradisi yang didalamnya terdapat ritual. Seni tradisi dan ritual bagaimanapun masih diyakini oleh kalangan masyarakat, memiliki hubungan dengan persoalan menjaga keseimbangan, serta keharmonisan dalam kehidupannya. Kalangan pelaku-pelaku seni tradisi di Sulawesi Barat sampai saat ini masih menggunakan ritual dalam seni tradisinya untuk kepentingan tertentu, dan pada waktu-waktu tertentu pula. Eksistensi dan kelangsungan hidup seni tradisi dan ritual lebih ditopang oleh ‘sistem kepercayaan’, sebagian besar masyarakat dalam kehidupan sosialnya. Sistem kepercayaan yang tetap mengakui keberadaan-Nya, serta sekalian alam semesta hasil ciptaan-Nya.

Sistem kepercayaan kuno tersebut sudah ada sebelum masuknya agama seperti Hindu, Budha, Katolik/Protestan, dan Islam. Masa itu, pada pelaksanaan setiap upacara-upacara seringkali menampilkan kesenian tradisional yang dimainkan dengan ritual sebagai bagian dari ‘sistem kepercayaannya’ yang kemudian disebut sebagai ‘seni ritual’. Sebagai contoh seni tari, yang konon sejak zaman pra-sejarah telah digunakan oleh kelompok-kelompok suku pada upacara ritual, misalnya ‘upacara minta hujan’, ‘upacara permohonan kesuburan tanah dan tanaman’, serta ‘upacara kematian’. Tari-tari ritual semacam ini dipentaskan di suatu tempat yang khusus, dan pada waktu yang khusus pula, serta ditarikan dengan gerak-gerak yang dapat menciptakan impresi-impresi tertentu kepada penontonnya.

Ritual pada seni merupakan istilah umum yang merujuk kepada rangkaian kegiatan dengan menampilkan seni dengan unsurnya berupa gerakan, nyanyian, doa, dan bacaan, menggunakan perlengkapan, baik dilakukan secara sendirian maupun bersama-sama, dipimpin oleh seseorang (yang dituakan). Pertunjukan dimulai dengan ritual, dilaksanakan dalam rangka menjalin hubungan secara transendental dengan sesuatu yang dianggap sebagai Yang Maha Kuasa. Biasanya, ritual terangkai dalam berbagai bentuk simbolis di dalam pelaksanaannya dan juga memiliki stratifikasi sifat kesakralan/keseriusan dalam pengertian di dalam kelompok tertentu. Dalam hal ini karena ritual sendiri sering kali dilakukan secara repetitive maupun sesekali saja pada perayaan di kelompok tertentu. Maka ritual dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan yang dapat dimaknai secara serius ataupun biasa saja.

Secara pelaksanaannya, ritual pada seni tradisi yang dimaksud dilakukan berdasarkan rules tertentu, pada pengertian tradisional dapat dikatakan mempunyai nilai dan sifat yang merujuk pada bentuk yang sakral , biasanya di dalam masyarakat atau kelompok tradisional memiliki ciri relasi vertikal dan ilahiah. Namun dalam pengertian modern ritual dapat berupa sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan orientasi horizontal tertentu, tanpa harus terhubung dengan relasi vertikal ke-ilahiah-an itu.

Ritual adalah hal-hal yang dilakukan dalam rangka mengadakan sebuah upacara. Pada dasarnya, ritual adalah hal yang dilakukan secara berulang- ulang sebagai suatu kebiasaan. Ritual merupakan transformasi simbolis dari beberapa pengalaman kebutuhan primer manusia, maka ia akan melakukan kegiatan yang spontan, tanpa rancangan dan kegiatan yang kadang kala tanpa disadari, namun polanya benar- benar alamiah. Kegiatan semacam ini dapat dilihat dalam pola-pola kepercayaan mitos dengan jenis-jenis ritual magic, yang di dalamnya mengandung kekuatan yang berhubungan dengan kehendak manusia dengan penguasanya, roh-roh nenek moyang menyiasati perjalanan alam dan mempengaruhi kekuatan lainnya. Ritual adalah menyegarkan kembali nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

Seni tradisi dengan ritualnya adalah bagian dari ‘sistem kepercayaan’ lama, oleh karenanya seringkali disertai dengan cerita-cerita mitos, unsur unsur magis, kesaktian-kesaktian, sistem simbol dan sistem pemaknaannya. Masing-masing aspek tersebut, yaitu mitos, magis, sakti, dan simbol merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam ‘sistem kepercayaan’ masyarakat, khususnya masyarakat Mandar di Sulawesi Barat. Adapun tujuan dari ritual-ritual (upacara-upacara) yang dilaksanakan    sebelum     pertunjukan     seni     tradisi     dimulai     adalah bertujuan: Penerimaan, perlindungan, pemurnian, pemulihan, kesuburan, penjamin, melestarikan kehendak leluhur (penghormatan), mengontrol sikap komunitas menurut situasi kehidupan sosial yang semuanya diarahkan pada transformasi keadaan dalam manusia atau alam. Tetapi fungsi ritual dapat lebih dari sekadar membantu kita untuk menjalankan nilai-nilai. Ritual juga dapat membantu mengurangi kecemasan. Praktik ritualistik dapat membantu kita merasa lebih yakin dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Selain fungsi, ritual dalam seni tradisi juga mengandung nilai-nilai budaya yang kental serta kearifan lokal yang perlu terus menerus kita kaji dan memberikan perhatian khusus. Komponen nilai-nilai tersebut terdiri atas : Nilai religi (Ketuhanan), nilai Sosial (Gotong royong), nilai moral (tingkah dan prilaku), Nilai silaturrahmi (persaudaraan), nilai estetika, dan masih banyak lagi yang dapat kita kaji. Seni tradisi yang masih ada dan berkembang dimasyarakat, masih terus bertahan dan  dilaksanakan oleh karena didukung oleh ritualnya sendiri, sehingga kesenian tradisi tersebut masih bisa kita jumpai meskipun sebagian besar mengalami kepunahan. Seperti di kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat masih terdapat kesenian tradisi yang berhubungan dengan ritual, diantaranya : (1) Tari (Pattuqduq, Palleke, To Erang Batu, Pamacca’, dan lainnya) (2) Musik (Rebana, Kacaping, Ganrang, Keke, Sia’- Sia’ dan lainnya) (3) Sastra (Pemannaq dan Pattoala dan lainnya). Kesenian tradisi tersebut masih ada dan dapat kita jumpai.

 

Berdasar pada pemikiran di atas, betapa pentingnya seni tradisi (yang  memiliki ritual) dan masih ada di daerah-daerah (khususnya di Polewali Mandar Sulawesi Barat) untuk terus menerus diberi ruang dan kesempatan agar menjadi tontonan edukasi sekaligus upaya pelestarian budaya yang dapat menjadi warisan  bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Sebab seni-seni tradisi tersebut bertahan oleh adanya ritual yang membentuk sebelumnya.

 

 


Penulis : Admin
Tag/Kategori : Kebudayaan